HEADLINE

MENAPATILAKS PERJUANGAN 56 TAHUN IMM


Oleh: Fathur Dopong, S.Pd
_____________________________________
Terlepas dari kerancuan makna tentang nama kelahiran atau Milad, sepatutnya kita menjadikan tahun yang berlalu dari usia Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah menjadi bahan introspeksi dan refleksi bertambahnya usia IMM. 

Bertambahnya usia IMM haruslah kita jadikan sebagai neraca mengukur kualitas diri. Moment peringatan tanggal kelahiran bukanlah momen hura-hura. Moment peringatan kelahiran adalah moment evaluasi kualitas kemanfaatan kader selama berproses dalam Ikatan. 

Umar bin Khatab pernah mengingatkan, “hasibuu qabla an tuhaasabu”, hitunglah (amal perbuatan/ibadah) dirimu sebelum tuhan (Allah Swt) yang menghitungnya. Ralph Waldo Emerson (1803 – 1882) penulis Amerika mengatakan, “hidup ini bukan persoalan berapa lama, tetapi berapa dalam". Kata-kata itu memang sungguh memiliki arti yang mendalam. Kedalaman hidup itu terwujud ketika hidup kita memberi  kontribusi nyata bagi ikatan, persyarikatan, umat dan bangsa.

Momentum Milad IMM Ke 56 tahun, kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mesti memaknai perjalanan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) selama ini berada di tengah liku-liku kehidupan kebangsaan dan keummatan universal. Tanggal 14 Maret 2020, tepat IMM milad ke-56, tepat dihari kelahirannya pada tanggal 14 Maret 1964 silam.  IMM lahir menegaskan dirinya sebagai “Cendekiawan Berpribadi” yang tidak malu-malu menampilkan keanggunan akhlaknya, keunggulan intelektualnya, dan transformasi gerakannya di tengah masyarakat.

Manifesto IMM yang menunjukkan “kecendekiaan” dapat dilihat ketika IMM mendeklarasikan “enam penegasan” di Kotabarat, Solo pada 5 Mei 1965 yang kemudian dikenal “Deklarasi  Kotabarat”, antara lain: 1) IMM, adalah gerakan mahasiswa Islam; 2) Kepribadian Muhammadiyah, adalah landasan perjuangan IMM; 3) Fungsi IMM, adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah (stabilisator dan dinamisator); 4) Ilmu adalah amaliyah IMM dan amal adalah ilmiyah IMM; 5) IMM, adalah organisasi yang sah mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan dan falsafah negara yang berlaku; 6) Amal IMM, dilahirkan dan diabadikan untuk kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Lantas di usia sedemikian itu, apa yang sudah diperbuat kader IMM?
Tentu jawabannya dikembalikan kepada kader-kader IMM.

Menurut saya kader IMM harus menapatilaks kembali sejarah yang pernah ditorehkan oleh para pendiri, saya tidak mau mengutara bahasa pesimis tentang IMM yang masih tertinggal dari yang lain. Karena saya percaya bahwa ketika perjuangan IMM  masi berasaskan Islam, maka IMM tetap kokoh sepanjang masa, tetap optimis melahirkan kader-kader excellent, clean, yang tidak terkontaminasi oleh arus pembusukan moral bangsa, walaupun secara kuantitatif relatif belum banyak, tetapi yakinlah bahwa kita pasti akan menjadi mainstream dari organisasi yang ada sekarang ini.

Tentu itu semua memerlukan flo up/ evaluasi secara kontinyu, perlu melakukan kajian ulang secara cerdas terhadap dinamika organisasi, demi kesinambungan dalam membangun spirit gerakan IMM, sehingga tidak lapuk terkena hujan dan tidak lekang terkena panas.

IMM harus bersungguh-sungguh malakukan kaderisasi demi melahirkan kader-kader intelektual strategi, yang tentu dengan tidak malu-malu menampilkan keanggunan moralitas (akhlakul karimah). 

Selain melakukan kaderisasi, kader IMM perlu memdorong alumni-alumni IMM menjadi aktor-aktor bangsa ini yang paling tidak bergerak pada tiga aras yaitu politik, ekonomi, dan budaya.


*Penulis adalah  Ketua Umum DPD IMM NTT Periode 2017-2019

Baca juga