- #
- #PD
- #PDUI#
- Andre Lado
- AURI
- Baksos
- Bansos
- BEDA BUKU
- BI
- BISNIS
- BUMN
- Daerah
- DAMKAR
- DANA DESA
- DPP MOI
- Dprd kota
- DPW MOI Provinsi NTT
- EKONOMI
- ekonomi/kemasyarakatan
- ekonomi/kesehatan
- Ekonomi/kreatif
- HUKRIM
- HUKUM
- HUKUM.
- HUT
- HUT RI
- HUT TNI
- KAMIJO
- KEAMANAN DAN KETERTIBAN
- KEBERSIHAN
- kerja sama
- Kerja sama pemkot
- KERJA SAMA PEMPROV & TNI
- KERJA SAMA PEMPROV DAN TNI
- KESEHATAN
- KESHATAN
- KOMSOS
- komsos TNI
- KOPERASI
- KUNKER
- KURBAN
- MILITER
- MOI NTT
- NASIONAL
- NASONAL
- OLARAGA
- OLARAGAH
- OPINI
- PARAWISATA
- Pelantikan MOI NTT
- pelantikan/karantina
- PEMERINTAH
- Pemkot
- PEMKOT BEDA RUMAH
- PEMKOT DAN TNI
- Pemprov NTT
- pend
- PENDIDIKAN
- perhub
- PERKARA
- pers ntt
- peternakan
- PKK
- PKK KOTA
- PKK KOTA KUPANG
- PMI
- POLDA NTT
- POLITIK
- POLRI
- pramuka
- PROFIL
- pwoin
- pwoin ntt
- PWOIN-NTT
- Rasional
- REGIONAL
- RELIGI
- Ripiah
- SERBA-SERBI
- SEREMONIAL
- TMMD
- TNI
- TNI-POLRI
- TNI/POLRI
pada masa covid -19 pendapatan nelayan Menurun dratis
JEJAK HUKUM INDONESIA-COM - NTT Pimpinan Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Wilayah Indonesia bagian Timur Ir. Ikram Malan Sangadji. M.Si menyampaikan kepada media bahwa, pendapatan para nelayan pada massa pandemik covid- 19 ini sangat menurun dratis.
Karena biaya operasional tetap, maka hasil penangkapan juga tetap , tetapi di pasar harga ikan menurun, harga solar masih stabil ikan juga murah dan pembeli juga kurang
.
Hal ini disampaikan oleh pimpinan BKKPN di ruang kerjanya Rabu, 06/05/2020.
BKKPN Kupang juga menindak lanjuti instruksi Menteri Perikanan dan kelautan tentang penanganan covid-19 dengan metode turun bertemu masyarakat yang kena dampak covid- 19 dengan cara mereka.berbagi kasih terurama kepada sesama nelayan pesisir.
Kami dari BKKPN menyiapkan nasi ikan perhari 150 bungkus, kemudian kami turun bertemu masyarakat nelayan untuk saling berdiskusi dan memberikan kekuatan agar supaya masyarakat jangan merasa takut
kesendirian tetapi masih ada pemerintah yang peduli juga dengan keadaan masyarakat tersebut. jelas Sangadji.
Lanjutnya, kalau pemerintah sudah bertemu langsung dengan masyrakat tentunya secara psikologi masyrakat tetap percaya diri dan katakan bahwa saya ini tidak sediri tetapi masih ada pemerintah.
Kami juga selalu turun sampai di desa-desa dan kelurahan untuk turut merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat itu sendiri.
Selain itu, pada saat kondisi normal pendapatan masyarakat nelayan stabil tetapi dengan kondisi tidak normal secara psikologi berubah akibat pendapatan menurun.
Dikarenakan jumlah orang dirumah bertamba, kebutuhan beras bertamba, air bersih dan listrik juga bertamba. Kemudian dia tidak punya masker rata-rata di rumah 5-7 orang jadi kalau membeli masker 1 atau 2 maka ributlah dirumah maka mereka memilih lebih baik tidak ada masker dari pada membeli masker tetapi terjadi keributan di rumah.
"Kalau nelayan tidak punya masker dan dia mau mensuplai ikan di pasar ia beban psikologi karena dia melihat semua orang menggunakan masker lalu ia tidak pasti dia terbeban dan tidak percaya diri".
Sasaran yang dilakukan pembagian nasi dan diskusi sekalian penguatan kami itu di desa-desa dan kelurahan yang ditempati oleh para nelayan. Kegiatan ini sudah berlangsung enam hari. Kegiatan ini serentak di seluruh Indonesia.
Kami sudah berpikir tentang nelayan sesudah covid ini berakhir karena pendapatan sudah menurun dan dia tidak saja beli makan tetapi dia harus beli alat pancing memilihara mesin, bodi kapal," saya belum tahu tentang kebijakan pemerintah namun kementerian perikanan dan kelautan sudah bersedia untuk menyikapi kondisi masyrakat nelayan, kata ikram.(HM)