DEMONSTRASI KOMUNITAS KOBOI KOTA KUPANG MEMUKAU PARA PENGUNJUNG

 

KUPANG;Jejakhukumindonesia.com,Komunitas Bonsai Kota Kupang (KOBOI) yang telah semarakan peringatan hari Sumpah Pemuda  28 Oktober 2021 dalam kerjasama dengan Dekranasda NTT melalui pameran 1000 pohon Bonsai di sekitar pelataran Rumah Jabatan Gubernur mendemonstrasikan cara membuat tanaman bonsai. 

Demontrasi atau peragaan pembuatan Bonsai itu dilaksanakan  pada hari ke-3, Sabtu (30/10/21) yang disaksikan para pengunjung dan  25 media baik online maupun elektronik 

Utusan Koboi Kota Kupang sebagai pemeran demonstrasi cara pembuatan bonsai ada 3 orang komunitas dan Ketiganya tampil dengan pakaian seragam kaus hitam bertuliskan Koboi dan bercelana jeans hitam, berkacamata reben dan bertopi tampil penuh percaya diri dan mampu mempengaruhi pandangan kaum pengunjung dan jurnalis yang lagi mengambil momen peragaan cara membuat bonsai tersebut.

Dari proses peragaan yang mulai dengan persiapan bahan, alat dan media untuk pembuatan bonsai sungguh memberi kesan tersendiri untuk setiap awak penyebar berita yang mengitari ketiganya saat di atas panggung 

Di sela-sela aksi Koboi itu, ada pertanyaan untuk mengetahui soal proses, pengalaman dan keterpanggilan terhadap pekerjaan itu yang terkesan tidak muda bagi pemula bila tertarik terhadap budidaya bonsai.

Frans Sadi Paun  Komunitas Bonsai Kota Kupang telah banyak makan garam dengan perkejaan ini, selama belasan tahun memberi apresiasi menjawab pertanyaan dari awak media. 

Seperti salah satu jawabannya, "saya menggeluti bonsai mula-mula karena hobi. Tetapi dalam perjalanan ternyata bonsai ini dilihat memiliki nilai seni bahkan ada yang tertarik untuk membelinya maka saya teruskan sebagai usaha yang punya manfaat ekonomis."Ungkapnya. 

Sebagai pelaku Frans membagikan pengalamannya yang sudah lama menggeluti tanaman bonsai.

" Belasan tahun saya kerjakan bonsai , karena Bonsai adalah makhluk hidup sehingga dalam merawat perlu ada perlakuan penuh cinta. Ada rasa kasih sayang sehingga bonsai bisa bertumbuh dengan segar. Ia bagaikan isteri atau pun anak yang perlu diberi perhatian, karena kerja bonsai adalah berhadapan dengan kehidupan. Sehingga terkadang kita seperti orang gila bicara dengan tanaman bonsai ini. Aneh tapi terjadi dan bonsai pun hidup dan berkembang seperti terlihat sekarang," ungkap Frans sewaktu demontrasi bonsai.

Sementara  itu, ketua Komunitas Bonsai Kota Kupang Kristoforus Puan Wawin,SH mengatakan komunitas bonsai Kota Kupang ini baru terbentuk  tahun 2020. Kegiatan pameran ini mulanya mau dilakukan di Kota Kupang pada peringatan hari  Sumpah Pemuda ini. Tetapi kurang direspon maka dia membangun komunikasi dengan Bunda Julie Sutrisno Laiskodat selaku ketua Dekranasda NTT melalui pengajuan proposal. Bunda Julie memberi respon tetapi dengan catatan karena pameran bonsai harus berjumlah 1000 pohon, sementara kami hanya punya stok 250 pohon. Komunikasi tersebut kami tangkap sebagai sesuatu hal yang baik sehingga kami siap memenuhi quota 1000 bonsai sekarang.

Lanjutnya, kami merasa bonsai ini ada peluang ekonomis sebagai sebuah bentuk usaha. Bonsai itu harga mahal tapi bukan karena pohonnya. Mahal karena nilai seninya yang diminati. Hal ini membuat bonsai sebagai bagian dari upaya mendukung program pemerintah dalam Usaha Kecil Menengah (UKM)." Jelasnya. 

Kristoforus juga menuturkan idealismenya akan membuat Komunitas Bonsai tidak hanya di Kota Kupang tetapi semua  kabupaten di NTT bahkan sampai tingkat Nasional." ungkap kristo.

Saya punya harapan, kedepan komunitas bonsai bisa berekembang dan berada di seluruh Kabupaten Provinsi NTT. Selain itu juga saya punya kemauan mengembangkan jaringan bonsai sampai tingkat nasional. Karena jenis tanaman bonsai  bermacam-macam tak hanya dari NTT juga luar provinsi ini bahkan luar negeri," ucapnya penuh harap.(hm*)

Baca juga