Pria Asal Kupang Lompat di Perairan Alor dari Atas Kapal, Diduga Direkrut Jaringan Human trafficking

 

Kupang, JejakhukumIndonesia.com, Seorang Pria Asal Kota Kupang, Lambert Sau dilaporkan nekad lompat kedalam laut di sekitar perairan antara Pulau Alor dan Pulau Liran.  Lambert Sau bersama sejumlah calon Tenaga Kerja dari Belu, Timor Tengah Utara (TTU) dan Malaka menumpang KM Berkat Tolado. Oleh perekrut yang bernama Rinaldi Bai Adu, mereka akan bekerja di perusahan kelapa sawit di Sorong, Papua. Namun kenyataannya, Kapal yang ditumpangi Lambert bersama 19 tenaga kerja  tidak menuju ke Papua tapi Ke Saumlaki.


Ketua RT 04/RW 01, Kelurahan Oebobo, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Agtus Takubesi mewakili keluarga korban menjelaskan kronologis Kejadian. Ia mengatakan Lambert Sau diajak bekerja ke Papua oleh perekrut yang bernama Rinaldi Bai Adu. Sebelumnya Rinaldi  berkomunikasi dengan Kaka kandung Korban, Yohana Desi Sau melalui Facebook terkait perekrutan tenaga kerja di kebun kelapa sawit di Papua. Melalui komunikasi itu, Desi dan Rinaldi saling memberi nomor kontak masing-masing.


" Setelah bertukar nomor,Rinaldi minta Foto KTP dan Kartu Vaksin untuk keperluan administrasi. Seminggu setelah berkomunikasi,Rinaldi  tak kunjung memberikan informasi terkait lowongan pekerjaan. Akhirnya Lambert memaksa Desi untuk memberikan nomor kontak si Rinaldi untuk menanyakan lebih jelas apa betul mau rekrut tenaga kerja," kata Agtus Takubesi kepada wartawan, Senin, 27/06/2022.


Pada tanggal 22/06/22, Rinaldi datang ke rumah Lambert Sau untuk bertemu. Pada kesempatan itu juga Desi hadir. Rinaldi menjelaskan para calon tenaga kerja sudah ada di atas kapal. Ia meminta Lambert untuk bersiap karena kapal akan berangkat pada keesokan harinya. 


" Setelah mendengar penjelasan dari Rinaldi, Lambert meminta persetujuan dari mamanya. Awalnya mamanya Lambert keberatan, kalau berangkat ke Sorong saja, Om dong ada disana kerja di kelapa sawit. Tak usah ikut melalui orang. Tapi karena kemauan keras Lambert untuk kerja, pada pagi hari pada tanggal 23/06/2022, Ia bersiap untuk berangkat," jelasnya. 


Pada tanggal 23 pagi, Rinaldi menawarkan singgah ke Sikumana sebelum berangkat ke Pelabuhan Tenau. Rinaldi tidak menjelaskan secara rinci alamat kantor perekrutan tenaga kerja. Ia hanya menyebutkan lokasi kantor berada di Sikumana. Karena pagi itu pakaian yang mau dibawa masih basah, Desi kemudian menghubungi Rinaldi bahwa Lambert tidak singgah Sikumana tapi langsung ke Pelabuhan.


" Lambert akhirnya berangkat ke Pelabuhan diantar oleh Iparnya. Menurut informasi dari Suaminya Desi, di Pelabuhan sudah ada 19 orang calon tenaga kerja yang menunggu. Diantaranya ada juga perempuan. Akhirnya Ipar ini bertanya kepada Rinaldi, apa ini memang benar tujuan ke Papua," jelas Agtus.


Agtus menjelaskan lebih lanjut pada tanggal 25 Pagi sekitar pukul 07.30,  Rinaldi menginformasikan kepada Desi, Lambert telah melompat ke laut di perairan Alor. Antara pulau Alor dan  Pulau Liran. Kejadiannya pada jam 5 pagi. Desi sempat menanyakan kepada Rinaldi kenapa Lambert lompat ke Laut. 


" Rinaldi menjelaskan malam sebelum kejadian sempat curhat kalau Lambert tidak mau lagi kerja. Tidak mau kerja dan menangis. Jam 3 Lambert tidur. Begitu dia bangun jam 5 pagi Lambert sudah tidak ada lagi diatas tempat tidur. Pakaian masih ada tapi Lambert tidak ada lagi. Diduga Lambert sudah lompat ke laut,"  jelasnya.


Rinaldi cari disekitar kapal tapi tidak ditemukan. Sekitar pukul 07 pagi, Rinaldi melaporkan kepada Kapten kapal bahwa ada orang jatuh. Informasi tersebut berlanjut sampai pada jam 9 pagi.


" Keluarga korban kemudian memanggil saya menjelaskan kalau Lambert sudah jatuh dilaut. Saya tidak terlalu percaya, mari kita lacak dulu lewat KP3L. Bisa saja berita bohong kata saya. Saya antar Desi dan suaminya ke Kantor KP3L. Sampai di KP3L itu jam 11 pagi. Disana kami menjelaskan kronologis kejadian. Bahwa saudara kami sudah terjun dari kapal perintis. Setelah dilacak oleh KP3L ternyata kapal perintis tidak ada yang berangkat karena lagi naik Dok. Saya minta untuk cek kapal apa saja yang berangkat pada tanggal 24. Akhirnya ditemukan kapal yang berangkat KM Berkat Tolado," paparnya.


Agtus Takubesi meminta Manifest penumpang KM Berkat Tolado.  Petugas KP3L menelpon kantor KM Berkat Tolado untuk meminta Manifest penumpang. Dalam manifest yang dikirim ternyata ada nama Penumpang atas nama Lambert Sau. Akhirnya orang dari KM Berkat Tolado datang bertemu di kantor KP3L dan memberikan nomor kapten. 


" Saat kami menelpon, Nomor kapten sudah tidak aktif lagi. Orang yang memberi informasi pun juga sudah tidak aktif. Kami mengerti bahwa pasti kapal berada di daerah yang tidak ada signal. Sekitar jam 7 malam, kami baru bisa berkomunikasi dengan yang melapor. Kami menanyakan posisi sekarang. Namun dia tidak membalas. Dari situ kami mulai curiga," ujarnya.


Agtus  memutuskan menelepon ke pihak Agen  KM. Berkat Tolado untuk mengirimkan laporan kejadian. Pihak agen kapal pun kemudian mengirimkan laporan kejadian atau berita acara. 


" Berita acara itu agak rancu, nama dan Umur betul tapi salah di agama dan Alamat. Lambert beragama Kristen Protestan tapi di berita acara tertulis Katolik dan alamat di Naikliu. Kami curiga kenapa diberita cara, alamat yang dicantumkan bukan alamat yang sebenarnya. Karena KTP Lambert sudah diambil oleh Rinaldi. Dan yang berikutnya nomor kontaknya sudah tidak aktif lagi. Ini bukan sapi yang jatuh, lapor abis na lepas su. Ini nyawa manusia. Saya telpon orang Berkat Tolado bahwa ini anak dalam Manifest, kalau kamu tidak kasih tahu keberadaan kapal maka kamu saya akan laporkan karena melakukan pembiaran terhadap korban. Saya tanya betul ada manuver 5 kali seperti dalam berita acara. Kami minta video dokumentasi waktu pencaharian korban," jelasnya.


Setelah diancam dilaporkan ke pihak berwajib, Kapten KM Berkat Tolado akhirnya menghubungi Agtus. Ia meminta mengirimkan foto foto termasuk video dan tas pakaian, HP korban. Namun Dompet korban tidak ada. Kapten berjanji akan pulang ke Kupang pada tanggal 04/07/2022 sekaligus menyerahkan pakaian korban ke pihak keluarga. 


Ia menduga perekrutan tenaga kerja ilegal. Ada 19 orang yang diberangkatkan. Lambert baru tahu  bukan ke Papua sesuai perjanjian awal tapi kapal menuju ke Saumlaki pada malam sebelum kejadian. Ia mengatakan mempunyai banyak dugaan terhadap kejadian yang menimpa Lambert. 


Kaka Korban Yohana Desi Sau mengatakan pihaknya sangat terpukul dengan kejadian itu. Kata dia hingga saat ini mereka masih berharap Lambert bisa mendapat mujisat sehingga bisa kembali ke Kupang bersama keluarga. Meski hal itu mustahil kata Dia, Ia berharap Lambert bisa ditemukan oleh nelayan atau bisa berenang karena Lambert memang jago renang dan bisa terdampar di pulau terdekat. 


Desi juga menceritakan kronologis sehingga Ia bisa berkomunikasi dengan Rinaldi terkait lowongan kerja. Pada awalnya Ia bersama Suami yang hendak ikut ke Sorong. Namun karena dalam kondisi hamil , niat bekerja di Sorong ia batalkan. 


Dari percakapan dengan Rinaldi ketika berkunjung ke rumah, diketahui ada 3 orang anak usia sekolah yang ikut dalam perjalanan ke Papua. Ia sempat menanyakan Rinaldi terkait 3 orang anak yang ikut karena harus mendapat persetujuan dari pihak sekolah. Rinaldi mengatakan orang tua dari 3 anak itu sudah sa di Papua. Jadi mereka berangkat diam-diam saja. Dari Rinaldi juga Desi mendapat informasi bahwa dari 19 calon tenaga kerja itu berasal dari berbagai kabupaten di daratan Timor. 


" Ia juga berbelit soal tempat tinggal. Awalnya bilang di Neobaki. Tapi ketika datang rumah Ia tinggal di Kuanino. Pada malam itu ia harusnya antar makan kasih anak anak yang sudah diatas kapal tapi karena keasikan bercerita ia tidak jadi antar makan. Malam itu Lambert sempat antar pulang dia ke Sikumana. Tapi ditengah jalan ia minta turun di Oepura dan naik ojek pulang," jelasnya. 


Pada hari Sabtu pagi, tiba tiba Desi mendapat kontak dari Rinaldi untuk mengaktifkan WhatsApp. Ia mengatakan adik Lambert ada masalah. Ia bertanya Lambert apa Lambert selama ini ada masalah. Desi menjawab bahwa Lambert tidak pernah ada masalah. 


" Dia jalan baik baik saja jawab saya. Ade Lambert ini minta pulang. Saya bilang ko disini saja dia pamit baik baik kenapa itu bahasa bisa keluar seperti begitu. Jadi saya tanya lagi, memangnya ada masalah apa. Rinaldi jawab adik Lambert in Lompat di laut. Saya tanya kenapa ko dia bisa lompat. Jam 3 pagi itu saya lihat dia masih duduk, terus karena mengantuk Beta tidur. Jam 5 pagi ada orang yang dapat lihat Lambert ada jalan pi belakang kapal. Jadi Rinaldi pikir saja Lambert ada ganti tempat tidur jadi dong cari tapi sonde dapat," kata Desi sambil menangis.


Rinaldi melaporkan ke ABK kapal dan ketemu Lambert punya pakaian yang dipakai semalam dibelakang kapal, Baju, celana dan sarung dan HP. Jadi mereka memastikan Lambert lompat tanpa busana tapi dompetnya tidak ada. Rinaldi berjanji untuk terus memberikan informasi. Tapi kemudian Rinaldi tidak lagi menjawab pertanyaan ketika dihubungi. Bahkan pesan WhatsApp hanya centang biru tapi tidak dibalas. 


Akhirnya Desi dan Keluarga berkoordinasi dengan RT melaporkan Polsek Oebobo, Polresta dan Polda NTT. Namun laporan keluarga hanya dicatat dan diarahkan untuk melaporkan ke polisi di Maluku karena TKP nya disana. Keluarga merasa kecewa dengan jawaban dari kepolisian. 


Menurut informasi yang disampaikan oleh Rinaldi, Lambert diduga lompat ke laut disekitar perairan pulau Alor dan Pulau Liran. 


Hingga kini Desi dan keluarga berharap ada upaya yang bisa dilakukan oleh Basarnas dan Polairud untuk mencari keberadaan Lambert. 


" Karena kami sudah mentok, lapor polisi jawabannya mengecewakan. Dari kapten Kapal juga tidak ada informasi lanjutan. Akhirnya kami undang wartawan untuk bisa menulis persoalan yang kami alami. Berharap dengan tulisan dari wartawan bisa menggerakkan berbagai pihak terkait untuk membantu kami," ujarnya dengan menahan tangis.(wydy)

Baca juga