- #
- #PD
- #PDUI#
- Andre Lado
- AURI
- Baksos
- Bansos
- BEDA BUKU
- BI
- BISNIS
- BUMN
- Daerah
- DAMKAR
- DANA DESA
- DPP MOI
- Dprd kota
- DPW MOI Provinsi NTT
- EKONOMI
- ekonomi/kemasyarakatan
- ekonomi/kesehatan
- Ekonomi/kreatif
- HUKRIM
- HUKUM
- HUKUM.
- HUT
- HUT RI
- HUT TNI
- KAMIJO
- KEAMANAN DAN KETERTIBAN
- KEBERSIHAN
- kerja sama
- Kerja sama pemkot
- KERJA SAMA PEMPROV & TNI
- KERJA SAMA PEMPROV DAN TNI
- KESEHATAN
- KESHATAN
- KOMSOS
- komsos TNI
- KOPERASI
- KUNKER
- KURBAN
- MILITER
- MOI NTT
- NASIONAL
- NASONAL
- OLARAGA
- OLARAGAH
- OPINI
- PARAWISATA
- Pelantikan MOI NTT
- pelantikan/karantina
- PEMERINTAH
- Pemkot
- PEMKOT BEDA RUMAH
- PEMKOT DAN TNI
- Pemprov NTT
- pend
- PENDIDIKAN
- perhub
- PERKARA
- pers ntt
- peternakan
- PKK
- PKK KOTA
- PKK KOTA KUPANG
- PMI
- POLDA NTT
- POLITIK
- POLRI
- pramuka
- PROFIL
- pwoin
- pwoin ntt
- PWOIN-NTT
- Rasional
- REGIONAL
- RELIGI
- Ripiah
- SERBA-SERBI
- SEREMONIAL
- TMMD
- TNI
- TNI-POLRI
- TNI/POLRI
Menginspirasi Negeri, UMKM Binaan Bank NTT Ini Dikunjungi Hingga Pejabat Negara
MABAR;Jejakhukumindonesia.com,Siapa tidak kenal KOMODO
GIFT, sebuah pusat penjualan kain tenun terlengkap dan juga asesoris khas NTT
yang terletak di Jl Raymundus Rambu No 17 RT 03/013 Desa Batu Cermin Kecamatan
Komodo, Labuan Bajo. UMKM milik Ibu Kendy ini, kini sudah menjadi ikon di
destinasi super premium, Labuan Bajo. Setiap tamu yang berkunjung ke Labuan
Bajo, takkan lengkap kunjungannya jika belum sempat mampir ke gallery milik
sosok yang bernama lengkap Maria Srikandi Mayangsari Latubatara ini.
Benar. Ketika dihubungi akhir pekan
kemarin di Labuan Bajo, Ibu Kendy mengurai banyak hal mengenai kesuksesannya
bermitra dengan Bank NTT. Dibukanya satu demi satu lembaran perjuangannya
bersama bank kebanggaan masyarakat NTT ini. Bahwa sejak tahun 2015, saat dia
masih aktif menjadi seorang aktivis LSM international, dia melihat banyak
peluang yang bisa dimasukinya.
“Saya masuk Labuan Bajo sejak tahun 2006,
bersama suami. Saya bekerja di international NGO, selama 4 tahun dan saat itu
saya berhadapan dengan begitu banyak tamu dari kantor saya sendiri dan ketika
mereka mau kembali, mereka tanya, soal aseoris. Saat itu Labuan Bajo tidak
seperti sekarang. Setiap tamu-taamu yang pulang saya susah sekali mencari kado.
Di kantor sering ada gift dan saya susah sekali dapatnya. Begitu project dari
kantor saya selesai, saya berpikir, kenapa saya tidak mencoba melakukan usaha untuk
sovenir shop,”jelasnya menambahkan, saat itu ada banyak sekali tamu yang datang
ke sana dan dia kian kesulitan mendapatkan kado.
Dia lalu membuka usaha, sovenir shop. Saat itu memang sudah ada beberapa usaha serupa, namun dia yakin bahwa setiap niat baik akan direstui Tuhan. “Dan 2015 saya coba untuk itu,”tambahnya. Syukur karena saat itu, dengan segala keterbatasan yang dimilikinya disupport serius oleh Bank NTT, dengan memberikan pinjaman Rp 200 juta. Dan dengan nilai itu, dia mulai mendesain usahanya
Walau sekarang di Labuan Bajo sudah ada
berbagai toko sovenir, ada taipan dan investor, namun bukan Ibu Kendy namanya
jika pasrah. Dia selalu kita punya strategi. Bahkan dia tidak pernah menganggap
mereka adalah kompetitornya. “Saya masuk ke mereka dengan brand-brand saya baik
fashion, kuliner dan sebagainya. Inilah salah satu cara yang membantu saya.
Jadi, kehadiran mereka penting, dan banyak membantu saya. Dan sekarang saya
tahu bahwa saya tidak bisa melawan mereka. Nah di saya itu komplit, toko
tenunan dan juga oleh-oleh, ada aneka asesories. Kalau tenunnya memang mahal,
sehingga kita pecah-pecah dengan aneka asesories dengan harga yang
murah,”jelasnya.
Memang sangat menginspirasi negeri, dengan
hadirnya Komodo Gift, para tamu yang ke Labuan Bajo selalu mendapatkan solusi
jika hendak kembali ke tempat asalnya. Mereka selalu menemukan oleh-oleh yang
tidak mahal namun berkualitas. Tamu yang
berkunjung ke sana pun tidak sedikit. Setiap minggu jumlahnya ratusan dan
mereka tidak saja dari NTT, melainkan dari luar provinsi.
Ada Maluku, Sumatera, Bali, Kalimantan,
Bali dan lainnya. Bahkan belum lama ini pimpinan Bank Indonesia mampir ke sana,
sejenak melihat dari dekat praktek digitalisasi pembayaran, juga ada rombongan
Komisi X DPR RI, para direksi dan komisaris BPD se-Indonesia saat pertemuan akhir
2022 lalu di Labuan Bajo. Bahkan tak terhitung wisatawan mancanegara.
“Tempat saya menjadi salah satu objek wisata budaya untuk tamu ketika mereka mau belajar tentang tenun. Saya membuat satu objek wisata budaya, mereka bisa belanja oleh-oleh, apa yang mereka butuhkan saya siapkan. Saya tidak saja menjual tenun Manggarai, melainkan mini budayanya NTT. Semua tenun NTT ada di tempat saya. Seluruh NTT bahkan seluruh kecamatan ada di saya,”tuturnya
Lalu berapa omzetnya sebulan? Ternyata omzet
yang dicapainya sebulan rata-rata, Rp 80-100 juta. Dan dia merasa terbantu
karena Bank NTT tidak saja memberinya modal usaha, melainkan menyediakan
relasi, jaringannya selalu terbuka dan dia bertumbuh karena relasi yang baik
itu. Dan untuk mempermudah dalam
bertransaksi, dia menyiapkan seluruh fasilitas layanan yang disediakan oleh
Bank NTT.
“Semua aplikasi perbankan yang ada di Bank
NTT itu ada di saya. Ada QRIS, EDC. Saya sangat terbantu dengan Mobile Banking
Bank NTT, karena banyak pengunjung yang membutuhkannya. Sebagian besar
pengunjung kesini menggunakan layanan M Banking dan Bank NTT menyediakannya
bagi kami,”pungkasnya. (HUMAS BANK NTT)