- #
- #PD
- #PDUI#
- Andre Lado
- AURI
- Baksos
- Bansos
- BEDA BUKU
- BI
- BISNIS
- BUMN
- Daerah
- DAMKAR
- DANA DESA
- DPP MOI
- Dprd kota
- DPW MOI Provinsi NTT
- EKONOMI
- ekonomi/kemasyarakatan
- ekonomi/kesehatan
- Ekonomi/kreatif
- HUKRIM
- HUKUM
- HUKUM.
- HUT
- HUT RI
- HUT TNI
- KAMIJO
- KEAMANAN DAN KETERTIBAN
- KEBERSIHAN
- kerja sama
- Kerja sama pemkot
- KERJA SAMA PEMPROV & TNI
- KERJA SAMA PEMPROV DAN TNI
- KESEHATAN
- KESHATAN
- KOMSOS
- komsos TNI
- KOPERASI
- KUNKER
- KURBAN
- MILITER
- MOI NTT
- NASIONAL
- NASONAL
- OLARAGA
- OLARAGAH
- OPINI
- PARAWISATA
- Pelantikan MOI NTT
- pelantikan/karantina
- PEMERINTAH
- Pemkot
- PEMKOT BEDA RUMAH
- PEMKOT DAN TNI
- Pemprov NTT
- pend
- PENDIDIKAN
- perhub
- PERKARA
- pers ntt
- peternakan
- PKK
- PKK KOTA
- PKK KOTA KUPANG
- PMI
- POLDA NTT
- POLITIK
- POLRI
- pramuka
- PROFIL
- pwoin
- pwoin ntt
- PWOIN-NTT
- Rasional
- REGIONAL
- RELIGI
- Ripiah
- SERBA-SERBI
- SEREMONIAL
- TMMD
- TNI
- TNI-POLRI
- TNI/POLRI
Gubernur NTT Promosi Daun Kelor Sebagai Miracle Tree di Hadapan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar Prasetyo dan Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo
KUPANG;Jejakhukumindonesia.Com;Kegiatan
yang dielenggarakan oleh TNI AU itu dihadiri langsung oleh Kepala Staf Angkatan
Udara (KSAU), Marsekal Fadjar Prasetyo dan Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo.
Gubernur VBL menegaskan kelor yang oleh WHO disebut
miracle tree atau pohon ajaib memiliki
kandungan gizi tinggi dan lengkap baik kalium, potasium, vitamin C dan nutrisi
lainnya.
"Pohon ini tumbuh sangat baik di NTT. Bahkan
tumbuh liar dan suburnya luar biasa. Pohon ini punya dampak luar biasa, karena
dengan makan daun ini atau minum teh kelor semua kebutuhan nutrisi kita dapat
terpenuhi. Kalau omong stunting, wajib makan kelor karena pohon ini pohon
ajaib. Kita harus banggakan Kelor ini seperti orang Korea banggakan
ginseng," kata Gubernur VBL.
Menurut Gubernur VBL, stunting itu akibat. Akibat
karena kekurangcukupan pengetahuan dan ekonomi. Kalau kelor ini dikonsumsi oleh
semua Prajurit AU dan semua pegawai BKKBN di seluruh Indonesia tentu akan dapat mengurangi kemiskinan di NTT.
"Satu kilogram daun kelor basah punya harga antara Rp 5 ribu sampai Rp 7 ribu. Kalau
sudah jadi tepung harganya lebih mahal lagi. Dengan budidaya kelor, kita tidak
hanya menurunkan stunting tapi juga dapat memotong rantai kemiskinan di NTT.
Saya berharap kalau boleh, lewat Danlanud kami minta sekitar 10 desa yang
menjadi tanggung jawab Angkatan Udara Republik Indonesia untuk kembangkan (kampung,red) kelor yang nantinya dapat jadi
bahan konsumsi prajurit AU di seluruh Indonesia. Ini akan potong rantai
kemiskinan di NTT karena pembelinya jelas yakni seluruh Prajurit AU dan seluruh
pegawai BKKBN," jelas Gubernur Viktor.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Ketua Fraksi Nasdem
DPR itu juga memberikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan yang telah
lakukan koreksi terhadap prsentase stunting di NTT dari proyeksi sekitar 35
persen, sekarang dikoreksi jadi 17,7 persen.
" (Koreksi) Ini penting karena yang kerja bukan
Gubernur tapi kader-kader posyandu dan anggota-anggota TNI Polri. Kalau
angkanya tetap 35 persen dengan
proyeksi, sementara kami punya data by name by address serta divalidasi oleh
BPS. Kami keluarkan data bukan berdasarkan
proyeksi, tapi by name by address, anaknya siapa dan orangtuanya di mana, itu
kita punya semua. Semua anak-anak ini saya jamin 100 persen ditimbang dengan alat antropometri seperti
disyaratkan oleh Kementerian Kesehatan," kata Gubernur NTT.
Menurut Gubernur Viktor, dengan mempertahankan
cara kerja yang sudah dilakukan selama
ini, NTT dapat mendekati target stunting yang ditetapkan Presiden 2024 sebesar
14 persen.
"Kalau standar dan ritme kerja selama ini
dipertahankan, setidaknya akhir tahun ini harusnya sudah mendekati angka ini,
kemungkinan di 15 atau 16 persen angka stuntingnya. Itu berarti tahun 2024,
kita bisa penuhi target Bapak Presiden," pungkas Gubernur NTT.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal
Fadjar Prasetyo, merespon positif permohonan
Gubenur NTT terkait konsumsi kelor di kalangan TNI AU.
"Kami siap
kenalkan dan promosikan daun kelor sebagai konsumsi keluarga prajurit, di
satuan TNI AU," ujar KSAU.
KSAU juga
menginstruksikan kepada Komandan Lanud Eltari Kupang khususnya dan para
Komandan satuan TNI AU diseluruh Indonesia umumnya untuk membantu program
nasional pencegahan stunting.
"Untuk mendukung program nasional pencegahan
stunting, satuan TNI AU di wilayah ini
wajib mendukung program pembangunan di kota Kupang, inilah bakti kita yang
dapat diberikan kepada wilayah yang kita tempati," pinta Marsekal Fadjar.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo dalam kesempatan tersebut
mengatakan, penanganan stunting harus dimulai dari hulu yakni sebelum nikah, dari calon pengantin (catin),
mau nikah, hamil dan 1.000 hari kehidupan pertama.
"Pentingnya pemeriksaan kesehatan calon pengantin sangatlah penting. Wanita diperiksa
dulu 3 bulan sebelum nikah mencakup lingkar lengan dan HB nya berapa. Kalau
belum memenuhi syarat, boleh nikah tapi jangan hamil dulu. Makan makanan yang
bergizi dulu. Calon pengantin pria juga diharapkan bisa terapkan hidup sehat
dan makan makan bergizi. Strategi mendekati yang nikah ini penting karena kita
di Indonesia cenderung nikah untuk prokreasi. Kami sudah membangun kerjasama
dengan kementerian agama dan para tokoh agama untuk hal ini. Dengan hamil yang
direncanakan dapat mengurangi bakat dan potensi stunting " kata Kepala
BKKBN.
Dalam kesempatan tersebut, KSAU menyerahkan secara simbolis bansosting atau paket gizi balita kepada enam
perwakilan keluarga potensi stunting. KSAU juga secara resmi melakukan pencanangan Pencegahan Stunting
Tingkat Nasional Jajaran TNI AU dengan
pemukukan gong.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut Ketua Umum PIA Ardhya Garini, Ibu Inong Fadjar
Prasetyo, Para Petinggi dari Markas Besar TNI AU, Wagub NTT, Ketua DPRD NTT,
Unsur Forkompida NTT, Ketua dan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK/Dekranasda NTT,
Kepala Kantor Wilayah BKKBN NTT, Para Bupati/Walikota se-Provinsi NTT, pimpinan
perangkat Daerah Lingkup Pemprov NTT, para anggota keluarga potensi stunting,
insan pers dan undangan lainnya.(aa)