- #
- #PD
- #PDUI#
- Andre Lado
- AURI
- Baksos
- Bansos
- BEDA BUKU
- BI
- BISNIS
- BUMN
- Daerah
- DAMKAR
- DANA DESA
- DPP MOI
- Dprd kota
- DPW MOI Provinsi NTT
- EKONOMI
- ekonomi/kemasyarakatan
- ekonomi/kesehatan
- Ekonomi/kreatif
- HUKRIM
- HUKUM
- HUKUM.
- HUT
- HUT RI
- HUT TNI
- KAMIJO
- KEAMANAN DAN KETERTIBAN
- KEBERSIHAN
- kerja sama
- Kerja sama pemkot
- KERJA SAMA PEMPROV & TNI
- KERJA SAMA PEMPROV DAN TNI
- KESEHATAN
- KESHATAN
- KOMSOS
- komsos TNI
- KOPERASI
- KUNKER
- KURBAN
- MILITER
- MOI NTT
- NASIONAL
- NASONAL
- OLARAGA
- OLARAGAH
- OPINI
- PARAWISATA
- Pelantikan MOI NTT
- pelantikan/karantina
- PEMERINTAH
- Pemkot
- PEMKOT BEDA RUMAH
- PEMKOT DAN TNI
- Pemprov NTT
- pend
- PENDIDIKAN
- perhub
- PERKARA
- pers ntt
- peternakan
- PKK
- PKK KOTA
- PKK KOTA KUPANG
- PMI
- POLDA NTT
- POLITIK
- POLRI
- pramuka
- PROFIL
- pwoin
- pwoin ntt
- PWOIN-NTT
- Rasional
- REGIONAL
- RELIGI
- Ripiah
- SERBA-SERBI
- SEREMONIAL
- TMMD
- TNI
- TNI-POLRI
- TNI/POLRI
Warga Geram: Cross Way Baru Dibangun, Dihancurkan Demi Jembatan Kecil yang Berisiko Banjir
OELAMASI;Jejakhukumindonesia.com, Warga Desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT, menyatakan kekecewaannya terhadap kebijakan Pemerintah Desa yang menghancurkan cross way atau jalan penyeberangan yang baru saja dibangun pada tahun 2021. Proyek tersebut menelan anggaran sebesar Rp107 juta dari Dana Desa. Kini, lokasi yang sama dibangun jembatan kecil dengan pagu anggaran yang jauh lebih besar, sekitar Rp300-san juta lebih.
Keputusan ini menuai sorotan tajam dari warga, salah satunya Mex Manafe, pengguna rutin cross way yang berfungsi sebagai akses menuju lahan pertaniannya. Menurutnya, cross way yang dibangun tiga tahun lalu masih dalam kondisi baik dan layak digunakan.
“Ini proyek yang aneh. Kenapa cross way yang masih kokoh dihancurkan? Kalau mau bangun jembatan, seharusnya di lokasi lain. Kami merasa Dana Desa ini tidak dikelola dengan baik dan malah terkesan hanya untuk menghabiskan anggaran,” ujar Mex, Minggu (16/12/2024).
Hal senada disampaikan warga lainnya, Febi Arianto Denagaba. Ia menilai pembongkaran cross way adalah tindakan pemborosan anggaran yang seharusnya bisa dialokasikan ke sektor lain yang lebih mendesak.
“Jembatan ini dibangun di lokasi yang sama, padahal cross way masih sangat layak dipakai. Pembangunan ini seolah hanya untuk ‘menghabiskan’ anggaran. Belum lagi, jika banjir datang, jembatan kecil ini berisiko rusak. Lalu nanti diperbaiki lagi dengan biaya yang tidak sedikit. Ini kan tidak efisien,” tegas Febi.
Febi juga menekankan perlunya transparansi dan perencanaan yang matang dalam penggunaan Dana Desa. Menurutnya, keputusan membangun jembatan kecil di lokasi yang sama tanpa mempertimbangkan kondisi cross way menunjukkan lemahnya pengawasan dari Pemerintah Desa.
Warga menyoroti bahwa pembangunan jembatan kecil ini tidak memperhitungkan risiko banjir saat musim hujan. Mereka khawatir jembatan tersebut akan mudah rusak jika debit air meningkat, sehingga malah merugikan masyarakat dan pemerintah desa.
“Harusnya dipikirkan dampaknya dulu. Jangan asal bangun. Kalau nanti rusak, bukankah kita yang rugi? Anggaran yang dipakai juga bukan kecil, ini uang rakyat,” lanjut Meksi.
Warga mendesak Inspektorat Daerah Kabupaten Kupang untuk segera melakukan audit terhadap proyek ini. Menurut mereka, ada indikasi pemborosan anggaran dan perencanaan yang tidak matang dalam pembangunan jembatan tersebut.
“Kami minta Inspektorat turun tangan untuk memeriksa penggunaan Dana Desa ini. Jangan sampai ada penyalahgunaan anggaran. Kepala Desa juga harus bertanggung jawab dan menjelaskan keputusan ini kepada masyarakat,” ujar Febi Arianto.
Warga berharap Pemerintah Desa Oesao lebih bijak dalam menggunakan Dana Desa. Mereka menekankan pentingnya efisiensi anggaran dan perencanaan yang matang agar proyek pembangunan benar-benar berdampak positif dan berjangka panjang.
“Dana Desa ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Jangan hanya fokus pada pembangunan fisik, sementara banyak kebutuhan masyarakat lain yang mendesak, seperti pemberdayaan ekonomi dan pendidikan,” tambah Meksi.(Tim)